Nah, temen-temen saya sebagai orang Ponorogo ingin berbagi
cerita sedikit nih, tentang Reog Ponorogo.
1.
Jathil
Jathil adalah prajurit berkuda dan merupakan salah satu tokoh dalam seni Reog. Tarian ini dibawakan oleh penari di mana antara penari yang satu dengan yang lainnya saling berpasangan. Jathilan ini pada mulanya ditarikan oleh laki-laki yang halus, berparas ganteng atau mirip dengan wanita yang cantik. Gerak tarinya pun lebih cenderung feminin. Tapi, jaman sekarang tokoh ini banyak di perankan oleh perempuan. Ciri-ciri kesan gerak tari Jathilan pada kesenian Reog Ponorogo lebih cenderung pada halus, lincah, genit.
2.
Warok
"Warok" yang berasal dari kata wewarah adalah
orang yang mempunyai tekad suci, memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa
pamrih. Warok adalah orang kaya akan wewarah. Artinya, seseorang menjadi warok
karena mampu memberi petunjuk atau pengajaran kepada orang lain tentang hidup
yang baik. Warok merupakan karakter/ciri khas dan jiwa masyarakat Ponorogo yang
telah mendarah daging sejak dahulu yang diwariskan oleh nenek moyang kepada
generasi penerus. Warok merupakan bagian peraga dari kesenian Reog yang tidak
terpisahkan dengan peraga yang lain dalam unit kesenian Reog Ponorogo. Warok
adalah seorang yang betul-betul menguasai ilmu baik lahir maupun batin.
Warok sebenarnya orang asli Ponorogo yang memiliki ilmu kanuragan yang tinggi.
Warok sebenarnya orang asli Ponorogo yang memiliki ilmu kanuragan yang tinggi.
Bujang Ganong (Ganongan) atau Patih
Pujangga Anom adalah salah satu tokoh yang enerjik, kocak sekaligus mempunyai
keahlian dalam seni bela diri sehingga disetiap penampilannya senantiasa di
tunggu - tunggu oleh penonton khususnya anak - anak. Bujang Ganong
menggambarkan sosok seorang Patih Muda yang cekatan, berkemauan keras, cerdik,
jenaka dan sakti. Pujangga Anom dalam cerita merupakan orang yang tampan. Dia
saat bertarung selalu menggunakan topeng buruk rupa, tetapi topeng tersebut
mempunyai syarat. Pujangga Anom saat beperang tak boleh terciprat darah
sedikitpun. Tetapi pada akhirnya darah terciprat pada tubuhnya dan dia memakai
topeng tersebut untuk selamanya.
4.
Klono Sewandono
Prabu Klono Sewandono adalah seorang raja
sakti mandraguna yang memiliki pusaka andalan berupa Cemeti yang sangat ampuh
dengan sebutan Kyai Pecut Samandiman kemana saja pergi sang Raja yang tampan
dan masih muda ini selalu membawa pusaka tersebut. Pusaka tersebut digunakan
untuk melindungi dirinya. Kegagahan sang Raja di gambarkan dalam gerak tari
yang lincah serta berwibawa, dalam suatu kisah Prabu Klono Sewandono berhasil
menciptakan kesenian indah hasil dari daya ciptanya untuk menuruti permintaan
Putri (kekasihnya). Karena sang Raja dalam keadaan mabuk asmara maka gerakan
tarinyapun kadang menggambarkan seorang yang sedang kasmaran.
5.
Barongan
Barongan (Dhadhak merak) merupakan peralatan
tari yang paling dominan dan jadi ikon dalam kesenian Reog Ponorogo.
Bagian-bagiannya antara lain; Kepala Harimau (caplokan), terbuat dari
kerangka kayu, bambu, rotan ditutup dengan kulit Harimau Gembong. Dadak merak,
kerangka terbuat dari bambu dan rotan sebagai tempat menata bulu merak untuk
menggambarkan seekor merak sedang mengembangkan bulunya dan menggigit untaian
manik - manik (tasbih).
Dadak merak ini berukuran panjang sekitar 2,25 meter, lebar sekitar 2,30 meter, dan beratnya hampir 50 kilogram. Dalam cerita Singo Barong mencoba menggagalkan rencana Prabu Klono Sewandono untuk mempersunting Dewi Songgolangit sehingga dia berperang dengan pasukan Prabu Klono Sewandono.
Dadak merak ini berukuran panjang sekitar 2,25 meter, lebar sekitar 2,30 meter, dan beratnya hampir 50 kilogram. Dalam cerita Singo Barong mencoba menggagalkan rencana Prabu Klono Sewandono untuk mempersunting Dewi Songgolangit sehingga dia berperang dengan pasukan Prabu Klono Sewandono.